Mewarnai rambut telah menjadi hal yang lumrah dan mudah. Dengan hanya sebotol cat rambut, warna asli rambut seseorang bisa tampak semakin indah: menjadi lebih terang, gelap, atau malah berubah secara drastis. Empat warna "dasar" yang beredar di pasaran - hitam, coklat, merah, dan pirang - diperkaya dengan variasi bermacam nuansanya: terang, gelap, alami, keemasan, dan lain-lain.
COKLAT |
MERAH |
Agar serasi dan indah
Menentukan warna rambut yang paling pas bagi seseorang ternyata bukan perkara mudah. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan warna rambut yang tepat bagi Anda adalah warna kulit, warna mata, tekstur alami rambut, kesehatan kulit kepala, gaya hidup, usia, kepribadian, hingga kecenderungan pemilihan warna pakaian.
Secara umum, warna kemerahan seperti coklat, burgundy, plum, dan mahogani cocok bagi yang berkulit sawo matang atau gelap. Warna tembaga dan pirang gelap ideal bagi yang berkulit putih, sementara bagi yang berkulit kuning langsat cocok dengan hampir semua warna, termasuk pirang terang dan warna-warna "menyala" lainnya.
Apapun warna yang Anda pilih, perawatan rambut sebelum dan sesudah pewarnaan harus tetap diperhatikan. Seminggu sebelum mewarnai rambut, beri pelembap pada rambut—terutama pada bagian ujungnya—agar rambut tak menyerap terlalu banyak zat pewarna dalam proses pengecatan. Ujung rambut biasanya lebih rapuh dan cenderung lebih banyak menyerap zat pewarna. Oleskan pelembap lebih banyak pada bagian ini. Sehari sebelum pewarnaan, jangan cuci rambut Anda agar sebum atau lemak pada rambut dapat melindungi kulit kepala dari iritasi.
Semua pewarna rambut akan memudar pada akhirnya. Penyebabnya adalah proses oksidasi yang tak terhindarkan dan sinar matahari. Karena itu, pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi terpaan sinar matahari pada rambut Anda sebisanya. Gunakan sampo yang lembut, dan berilah pelembap pada rambut sebanyak mungkin. Di antara proses pengecatan, gunakan sampo khusus untuk rambut dicat untuk membantu menyegarkan penampilan Anda. Pewarnaan rambut bisa menyebabkan kerusakan kutikula rambut dalam berbagai derajat yang berbeda. Jika kerusakan rambut Anda sangat parah, hentikan kegiatan mewarnai rambut hingga kondisinya sehat kembali.
Waspadai efek samping
Sebagaimana menghirup asap knalpot, asap pembakaran, atau uap dari bahan pembersih kimia bisa menimbulkan sakit kepala dan pusing, menghirup bahan-bahan kimia yang terdapat dalam cat rambut juga dapat menimbulkan efek yang sama. Efek yang disebut dengan reaksi iritasi ini terjadi jika seseorang menghirup zat kimia dalam konsentrasi tinggi untuk waktu yang lama. Reaksi awal, Anda mungkin akan batuk, bersin, merasa pusing, atau rasa gatal dan terbakar pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Reaksi iritasi dapat berlangsung selama beberapa jam hingga seharian, tapi jika Anda merasa mual lebih dari 24 jam atau diikuti dengan muntah, hubungi dokter.
Jika Anda mewarnai rambut di salon, pilihlah salon dengan sistem ventilasi yang baik atau datanglah lebih awal sebelum konsentrasi berbagai zat kimia itu terbentuk. Jika Anda ingin mewarnai rambut di rumah, lakukan di ruangan dengan jendela atau pintu terbuka.
Kulit kepala yang gatal adalah pertanda alergi, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi suatu zat asing sebagai "musuh" dan membentuk antibodi untuk melawannya. Antibodi akan menyerang jaringan yang terpapar bahan asing tersebut hingga menyebabkan gatal, bengkak, atau ruam. Berdasarkan jenis reaksi yang ditimbulkan terdapat dua macam akibat cat rambut. Jenis pertama adalah yang terlihat nyata misalnya kerusakan rambut dan hipersensitivitas yang berlangsung dalam waktu singkat dan biasanya menjadi keluhan penderita. Jenis reaksi kedua adalah reaksi tersamar yang tidak disadari sebagai efek cat rambut karena reaksinya berlangsung lama dan tersembunyi.
Reaksi alergi yang terjadi akibat bahan kosmetik rambut dapat berupa dermatitis kontak iritan atau dermatitis kontak alergik yang disebabkan oleh zat aktif ataupun bahan lainnya. Reaksi alergi yang muncul biasanya beragam, dari yang ringan (hanya berupa eritema atau kulit kemerahan di garis rambut dan telinga), sampai bentuk berat berupa gatal yang sangat hebat diikuti dengan eritema, nyeri, edema (pembengkakan sejumlah cairan secara abnormal), anafilaktik (reaksi alergi berat, dapat berupa syok), sampai membutuhkan pertolongan gawat darurat.
Faktor pencetus timbulnya alergi pada rambut yang dicat adalah bahan para-fenilendiamin (PPDA) yang terdapat pada pewarna rambut permanen dan semi permanen. Di beberapa negara Eropa, zat ini telah dilarang pemakaiannya, dan sebagai gantinya digunakan para-toluendiamin (PTD) yang dianggap sebagai bahan yang lebih lemah. Namun, ternyata PTD tak sepenuhnya aman karena reaksi alergi akibat bahan ini tetap terjadi. Pewarna rambut yang berasal dari tumbuhan dan metalik jarang menimbulkan alergi pada kulit sehat, kecuali bila ditambah komponen pengoksidasi lainnya.
Selain alergi, cat rambut juga dapat menyebabkan kerusakan pada rambut yang ditimbulkan oleh bahan pemucat rambut. Struktur keratin rambut yang diwarnai berubah dan akhirnya rusak. Rambut patah-patah, tidak dapat disisir, dan mudah kusut. Permukaan rambut menjadi kasar, kusam tak bercahaya. Pemakaian pemucat yang terlalu sering mengakibatkan warna rambut terlalu terang bahkan menjadi putih tak bercahaya dan kasar seperti jerami. Pada keadaan tertentu rambut gagal tumbuh atau pada keadaan yang lebih berat seluruh atau sebagian rambut dapat putus sehingga timbul kebotakan.
Untuk menghindari efek samping ini, lakukanlah uji pada kulit sebelum Anda menggunakan cat rambut. Meskipun Anda menggunakan cat rambut alami, pakailah cat rambut dengan hati-hati, jangan mencampur berbagai jenis pewarna rambut karena akan meningkatkan jumlah efek samping, serta gunakanlah cat rambut sejarang mungkin.
Pewarna rambut & kanker
Journal of the National Cancer Institute memberitakan, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pria dan wanita yang kerap mewarnai rambut mereka mengalami peningkatan risiko terkena kanker. Penelitian yang antara lain dilakukan oleh Michael J. Thun M.D., dari American Cancer Society bekerjasama dengan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat ini menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan cat rambut dengan risiko terkena kanker multiple myeloma (kanker pada sel tulang sumsum), non-Hodgkin’s lymphoma (kanker pada sistem limpa), dan leukemia (kanker pada sel pembentuk darah) pada kedua jenis kelamin. Pada wanita, risiko ini masih ditambah dengan meningkatnya risiko terkena kanker ovarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar